Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Seorang Franchisor, Dan 13 Cara Menilainya

Franchise atau Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Jika anda memutuskan untuk memulai bisnis anda dan berpikir menjalankan bisnis dalam bentuk franchise (waralaba), maka berikut adalah hal-hal yang harus anda perhatikan dalam menilai franchisor :

1.      Jangan Mudah Percaya Pengan Brosur, Lebih-Lebih Kepada Calo Franchise.

Informasi sepihak dari franchisor biasanya bias dan cenderung subjektif. Jangan pertaruhkan uang, hidup, reputasi dan masa depan anda. Carilah konsultan yang tahu tentang usaha waralaba yang bisa anda percaya dan dapat anda andalkan.

2.      Jangan Ingin Cepat Kaya.

Tidak ada jaminan bahwa usaha anda akan cepat sukses. Semua bisnis butuh kesabaran dan proses untuk sukses, tidak terkecuali franchise. Reputasi sebuah usaha waralaba dengan pengendalian sistem yang bagus pada akhirnya kembali kepada kemauan dan kemampuan anda dalam menjalankannya.

3.      Jangan Memilih Franchise Hanya Karena Harganya Murah.

Anda tahu, franchisor membutuhkan investasi besar untuk membangun bisnisnya ? oleh karena itu, mereka menuntut pengembalian investasi bisnisnya melalui fee dan royalty. Jadi, jangan pernah anda memilih sebuah usaha waralaba dikarenakan harganya yang murah.

4.      Tentukan Tujuan Anda Dalam Memasuki Bisnis Franchise.

Tujuan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis. Ada yang ingin mencoba bisnis baru, ada yang ingin merintis usaha yang nantinya dapat membuat ia bisa berhenti dari pekerjaannya. Atau ada yang memang ingin menjadi seorang entrepreneur. Apapun tujuan anda, tentukanlah. Tapi yang terpenting adalah, jangan mempunyai tujuan semata-mata karena uang. Ini tidak seperti anda bekerja dan mendapatkan gaji tiap bulannya.

5.      Perhatikan Tingkat Risiko Yang Ada.

Membeli usaha waralaba tidak sama dengan membeli produk yang anda sukai. Membeli franchise adalah membeli bisnis, dan tentunya ada risikonya. Waralaba baru dengan wilayah baru tentu mengandung risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha waralaba yang telah mapan. Sebaiknya anda cari tahu berapa persen orang yang membeli usaha waralaba tersebut yang gagal setiap tahunnya. Jika mencapai angka 20%, kemungkinan besar ada sesuatu yang salah.

6.      Hati-Hati Dengan Faktor Subyektivitas Dan Emosional.

Jangan memilih usaha waralaba hanya karena faktor emosional. Misalnya karena anda menyukai burger, lantas anda buru-buru membeli franchisenya dengan mengabaikan kondisi industri jenis makanan ini.

7.      Hindari Franchisor Yang Hanya Memiliki Satu Produk.

Ketergantungan pada satu produk sangat riskan, mengingat tingginya persaingan bisnis.

8.      Hindari Franchise Yang Membutuhkan Banyak Karyawan .

Bisnis yang membutuhkan banyak karyawan sangat berpotensi memakan biaya produksi dan memakan biaya tetap yang semakin besar. Kemungkinan kesalahan manusianya pun lebih besar. Pilihlah sistem yang sudah menggunakan mesin atau terkomputerisasi.

9.      Hindari Franchisor Yang Terjerat Masalah Hukum.

Selidiki terlebih dahulu reputasi franchisor. Masalah hukum apa saja yang pernah menimpanya dan adakah kasus hukum yang sekarang sedang ia hadapi.

10.  Pelajari Laporan Keuangan Franchisor.

Franchisor yang baik dan professional biasanya terbuka dengan laporan keuangannya. Di Negara-negara maju, hal ini sudah menjadi tuntutan sesuai dengan peraturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku. Keterbukaan informasi keuangan akan sangat membantu calon franchise untuk menilai kesehatan perusahaan dan seberapa besar risikonya. Sebaliknya, franchisor yang tertutup menunjukan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi usahanya, maka anda patut curiga.

11.  Bandingkan Tingkat Penghasilan Yang Akan Anda Peroleh Dengan Penghasilan Deposito.

Franchise bukanlah investasi yang bebas risiko. Kemungkinan gagalnya tetap ada, meskipun tidak sebesar bisnis baru. Oleh karenanya, penghasilan yang di peroleh setidak-tidaknya harus mencapai dua kali penghasilan bebas risiko. Jadi jika penghasilan deposito sekitar 10%, itu berarti return on investment yang dapat anda harapkan minimal sebesar 20%.

12.  Pertimbangkan Besarnya Franchise Fee Dan Royalty.

Besarnya franchise fee cukup beragam bergantung di investasi awal yang diperlukan, sistem, teknologi yang dikembangkan, ataupun jenis bisnisnya (jasa atau manufaktur). Biasanya semakin tinggi nilai investasi sebuah greai franchise, semakin rendah franchise feenya. Hal ini dimaksdudkan agar franchisor tidak membebani investor yang ingin membeli franchise.

13.  Segera Bertindak

Setelah anda mempertimbangkan dan memperhatikan tips dalam menjalankan franchise, sekarang waktunya untuk anda segera memutuskan dan bertindak menjalankan bisnis anda. Jangan menunda-nunda waktu lagi.

 

Semoga bermanfaat ya teman-teman :)

Jangan lupa beri komentar dan juga share ya :)

Post a Comment for " Seorang Franchisor, Dan 13 Cara Menilainya"